1 Januari 2011
Minggu, 24 April 2011
Senin, 18 April 2011
Hujan Meteor di Malam Ramadhan 1431 H Lalu
Add caption |
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan segala isinya. Yang menciptakan segala sesuatu dengan kadar dan ukuran masing-masing.
Menurut NASA, malam ini adalah salah satu malam di mana akan terjadi hujan meteor Perseid. Seperti namanya, meteor atau bintang jatuh atau bintang beralih ini seolah-olah datang dari rasi bintang Perseus. Hingga 80 meteor bisa disaksikan dalam satu jam pada saat puncaknya.
Apakah hujan meteor Perseid ini?
Meteor ini berasal dari sisa-sisa ‘debu’ atau materi ekor komet Switt-Tuttle yang tertarik oleh gravitasi bumi dan masuk ke dalam atmosfer. Kometnya sendiri mengitari matahari selama 130 tahun sekali.
Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor tahunan yang biasa muncul mulai pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Dan puncaknya adalah 12-13 Agustus untuk tahun ini. Untuk di Indonesia insyaallah, puncaknya adalah sekitar jam 2 dini hari hingga shubuh. Hujan meteor akan terlihat dari arah timur laut. Lihat gambar peta langit di bawah ini.
(Gambar dari catatan Agus Triawan)
Tips mengamati hujan meteor
- Cari tempat yang lapang dan tidak terhalang untuk melihat langit
- Cari tempat yang cukup gelap terhindar dari silau dan pendaran cahaya
- Meteor akan terlihat dengan mata telanjang, tak perlu alat khusus (teropong). Teropong justru akan mempersempit area sudut pandang.
- Adaptasikan mata paling sedikit 45 menit untuk membiasakan penglihatan pada kondisi gelap.
- Siapkan baju pelindung dari dampak buruk cuaca (angin/dingin).
- Bawa kursi/sandaran untuk bisa menopang badan melihat ke atas dalam waktu lama.
- Gunakan lotion anti nyamuk.
- Bawa teman untuk mengamati.
- Rekam atau foto dengan kamera. (Jika berhasil, coba dibagi di internet ya…)
Bagi yang ingin menyaksikan keagungan ciptaan Allah ini, bersiap-siap untuk bangun malam ya… Sambil menunggu waktu sahur, baca Al Quran dan persiapkan diri pergi keluar.
Demikian, sekedar berbagi informasi tentang sebuah peristiwa alam yang semoga bisa mengingatkan kita akan kebesaran Allah swt.
Hujan Meteor di Malam Ramadhan 1431 H Lalu
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan segala isinya. Yang menciptakan segala sesuatu dengan kadar dan ukuran masing-masing.
Menurut NASA, malam ini adalah salah satu malam di mana akan terjadi hujan meteor Perseid. Seperti namanya, meteor atau bintang jatuh atau bintang beralih ini seolah-olah datang dari rasi bintang Perseus. Hingga 80 meteor bisa disaksikan dalam satu jam pada saat puncaknya.
Apakah hujan meteor Perseid ini?
Meteor ini berasal dari sisa-sisa ‘debu’ atau materi ekor komet Switt-Tuttle yang tertarik oleh gravitasi bumi dan masuk ke dalam atmosfer. Kometnya sendiri mengitari matahari selama 130 tahun sekali.
Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor tahunan yang biasa muncul mulai pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Dan puncaknya adalah 12-13 Agustus untuk tahun ini. Untuk di Indonesia insyaallah, puncaknya adalah sekitar jam 2 dini hari hingga shubuh. Hujan meteor akan terlihat dari arah timur laut. Lihat gambar peta langit di bawah ini.
(Gambar dari catatan Agus Triawan)
Tips mengamati hujan meteor
- Cari tempat yang lapang dan tidak terhalang untuk melihat langit
- Cari tempat yang cukup gelap terhindar dari silau dan pendaran cahaya
- Meteor akan terlihat dengan mata telanjang, tak perlu alat khusus (teropong). Teropong justru akan mempersempit area sudut pandang.
- Adaptasikan mata paling sedikit 45 menit untuk membiasakan penglihatan pada kondisi gelap.
- Siapkan baju pelindung dari dampak buruk cuaca (angin/dingin).
- Bawa kursi/sandaran untuk bisa menopang badan melihat ke atas dalam waktu lama.
- Gunakan lotion anti nyamuk.
- Bawa teman untuk mengamati.
- Rekam atau foto dengan kamera. (Jika berhasil, coba dibagi di internet ya…)
Bagi yang ingin menyaksikan keagungan ciptaan Allah ini, bersiap-siap untuk bangun malam ya… Sambil menunggu waktu sahur, baca Al Quran dan persiapkan diri pergi keluar.
Demikian, sekedar berbagi informasi tentang sebuah peristiwa alam yang semoga bisa mengingatkan kita akan kebesaran Allah swt.
Menyambut Ramadhan
Bulan Sya’ban telah sampai di pertengahannya. Artinya, tak lama lagi insyaallah Ramadhan akan menjelang. Berbagai hal dilakukan kaum muslimin untuk menyambut kedatangan bulan ramadhan. Bagaimana dengan kita? Sudah siapkah kita menyambutnya?
Adalah Rasulullah dan para sahabatnya amat mengenali keistimewaan bulan ini. Maka merekamenyambut Ramadhan jauh-jauh hari. Di bulan Rajab, Rasulullah telah mengingatkan akan segera datangnya Ramadhan. Di bulan Sya’ban Rasulullah biasa memperbanyak puasa untuk menyambut kedatangan bulan suci ini.
Hadits-hadits Penyemangat Menyambut Ramadhan
Sahabat, perkenankan saya berbagi dan menyemangati diri pribadi dengan nukilan beberapa hadits yang semoga bisa meluruskan niat kita dalam menyambut ramadhan.
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
[Hadits Riwayat Bukhari, no. 4/99]
Makna “Penuh iman dan Ihtisab‘ yakni membenarkan wajibnya puasa, mengharap pahalanya, hatinya senang dalam mengamalkan, tidak membencinya, tidak merasa berat dalam mengamalkannya.
Shalat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at. Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara senggang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar.
[Hadits Riwayat Muslim, no: 233]
Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.
[Hadits Riwayat Bazzar, no: 3142, Ahmad, no: 2/254 ]
Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata :
“Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku?”
Beliau menjawab: “Termasuk dari shidiqin dan syuhada“.
[Hadits Riwayat Ibnu Hibban, no: 11]
Semoga bermanfaat.
Mencari Malam 1000 Bulan (Lailatul Qadr)
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah adanya satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan yaitu Lailatul Qadr. Apakah sebenarnya Lailatul Qadar ini? Kapankah datangnya? Apa tanda-tandanya? Mengapa orang mencarinya? Dan apa yang harus dilakukan ketika kita menemuinya?
Tulisan di bawah ini semoga bisa membantu dalam memahami lebih jauh tentang Lailatul Qadar dan bagaimana menyikapinya.
Pengertian Lailatul Qadr
Allah Ta ‘ala berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. “ (Al-Qadr: 1-5)
Allah memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. ”Sesungguhnya Kami menurunkannya (alQur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (Ad-Dukhaan:3) Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al- Qur’an. “ (Al-Baqarah: 185).
Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhu- berkata:
“Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsurangsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”
Keistimewaannya
Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta ‘ala. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4)
Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.“
Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, do’a dsb sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan.
Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril ‘alaihis salam. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar” (Al- Qadar: 5)
Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril – mengucapkan salam kepada orang-orang beriman.
Dalam satu hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. “ (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Adapun maksud qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, sholat tahajjud, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, do’a, istighfar dan taubat kepada Allah Ta ‘ala.
Waktu Terjadinya Lailatul Qadr
Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim) Dan di kesempatan lain beliau bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan.
Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (Fathul Bari, 4/262-266). Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Wallahu a’lam.
Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.
Doa Ketika Menjumpai Lailatul Qadar
”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab,”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah)
Tanda-tanda Lailatul Qadar
1. Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR Al Baihaqi)
2. Malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
4. Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar [yang menyilaukan]. Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, ““Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot.” (HR Muslim)
Bagaimana Menyikapi Lailatul Qadar?
Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mencamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR. Ahmad 2/385)
Semoga bermanfaat.
Download Panduan I’tikaf
Sepuluh hari yang terakhir adalah bagian terbaik dari bulan Ramadhan. Pada salah satu malamnya Allah menetapkan adanyaLailatul Qadr (Malam Kemuliaan) yang nilainya (pahala/kebaikannya) lebih dari seribu bulan. Karena itulah Rasulullah biasa melakukan ibadah yang khusus di malam-malam sepuluh yang terakhir ini. Beliau melakukan i’tikaf, berdiam diri di masjid, dan memperbanyak amal ibadah mahdhah di dalamnya.
Berikut ini adalah berkas PDF yang bisa di-download dan berisi tentang Panduan I’tikaf berdasarkan hadits-hadits Nabi dan keterangan para ulama. Di dalamnya diterangkan mengenai:
- Pengertian I’tikaf
- Hukum I’tikaf
- Keutamaan I’tikaf
- Macam I’tikaf
- Waktu I’tikaf
- Syarat dan Rukun I’tikaf
- Hal-hal yang Disunnahkan, Diperbolehkan dan Membatalkan I’tikaf
Semoga bermanfaat.
Para Pecundang di Bulan Ramadhan
Tak terasa Ramadhan 1431 H sudah berakhir. Ia akan segera pergi dengan membawa segala keunikan dan keistimewaannya. Bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah ini akan segera meninggalkan kita.
Apakah kita telah mengambil manfaat darinya? Apakah kita telah berusaha sekuat daya untuk memperoleh fadhilah dan kemuliaan di dalamnya? Ataukah kita hanya bergumam: “Aku akan kerjakan lebih baik lagi tahun depan”?
Mungkin sudah terlambat. Mungkin Ramadhan ini adalah yang terakhir bagi kita.
Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya:
Rasulullah S.A.W bersabda: Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar. Maka kami pun berhimpun. Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin. Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin.
Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kami pun bertanya: Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini. Lalu baginda menjawab: “Sesungguhnya Jibrail (A.S) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya:
“Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni.”
Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi:
“Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu.”
Lalu aku pun mengaminkannya. Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi:
“Celakalah orang yang mendapati ibu-bapanya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam syurga.”
Lalu aku pun mengaminkannya.
Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 disahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No.500 dari Jabir bin Abdillah)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mengisi Ramadhan ini dengan dasar keimanan dan harapan atas pahala dan kemurahan Allah swt.
Mbah Marijan Meninggal karena Allah
Menurut berita dari detikNews tanggal 27 Oktober 2010,Mbah Marijan, sang juru kunci gunung Merapi, ditemukan oleh tim SAR telah meninggal di rumahnya. Tubuh dan pakaiannya terbakar oleh “Wedhus Gembel” alias semburan awan panas dari gunung Merapi yang meletus malam sebelumnya. Beliau ditemukan meninggal dalam keadaan sujud di dapur rumahnya.
Siapakah Mbah Marijan?
Bagi orang Yogja, nama itu bisa setenar nama Sultan Hamengkubuwono. Lelaki kelahiran tahun 1927 itu memang ditunjuk sebagai Juru Kunci gunung Merapi oleh Sang Sultan sejak 1982.
Tahun 2006, namanya semakin terkenal karena ia ‘enggan’ turun gunung untuk mengungsi dari desa Kinahrejo yang hanya berjarak 5 km-an dari lereng Merapi. Karena keteguhan dan ketenangannya itu, banyak media massa dan orang yang percaya bahwa beliau memiliki “hubungan khusus” dengan penguasa Merapi, memiliki ilmu dan kesaktian yang menjadikannya tahu apakah Merapi akan meletus atau tidak. Bahkan bagi sebagian orang, ia sendiri disebut sebagai penguasa Merapi.
Maka ketika berita meninggalnya Mbah Marijan di lereng gunung Merapi menyebar, sebagian orang memandangnya dengan sinis. Ironis dan tragis, katanya, sang juru kunci justru tewas di tangan gunung yang dijaganya. Bukan engkau Mbah, yang bisa memerintah Merapi, kata yang lain.
Benarkah gambaran sosok Mbah Marijan yang demikian? Adakah yang mengenal dengan dalam sosok manusia sepuh ini?
Mbah Marijan sebagai Hamba Allah yang Shalih
Bayu Gawtama, salah seorang tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dompet Dhuafa Republika, berhasil menemuinya pada tahun 2006 dan mengungkap keshalihan pribadi pria beralias Raden Mas Penewu Surakso Hargo ini dalam blognya. Berikut adalah kutipan ungkapan-ungkapan beliau, yang penuh hikmah dan bisa kita ambil pelajarannya.
“Jangan tanya saya, tanyakan kepada Allah. Dia yang mengatur semua, Gusti Allah yang punya kehendak.”
Jawaban si Mbah ketika orang bertanya kapan Merapi akan meletus.“Kamu itu harus sering melihat ke bawah, jangan ke atas. Lihat nih Mbah, hidupnya seperti ini. Kasih tahu teman-teman yang hidupnya berlebih, contoh Mbah yang sederhana ini,” sambil memperlihatkan gajinya dari Keraton yang cuma Rp. 5.800,-“Masalahnya, saya diizinkan atau tidak oleh pemerintah kalau saya berdoa kepada Gusti Allah… Cukup semua masyarakat bersama-sama berdoa, boleh dari rumahnya masing-masing, meminta kepada Allah agar Merapi tak jadi meletus.”“Saya ini orang kecil, hanya berbahasa menggunanakan bahasa orang kecil. Karena itu, omongan saya didengar oleh orang kecil. Bahasa Indonesia itu hanya dipakai oleh orang besar. Dan bahasa Indonesia itu terkesan sombong, saya tak mau dibilang sombong.” (Tentang keengganannya berbahasa Indonesia)
Demikianlah, sebuah gambaran sisi kemanusiaan dari Mbah Marijan yang suka berdzikir di Masjid di depan rumahnya itu. Sosok yang rendah hati dan sederhana. Yang memegang teguh amanathingga akhir hayatnya meski dengan upah yang tak seberapa. Yang meyakini keterbatasan kemampuan dirinya. Yang takut akan kesombongan dan meyakini sepenuhnya bahwa pada Allah-lah pengetahuan yang ghaib dan kekuasaan yang sebenarnya.
Semoga sujud kematian Mbah Marijan adalah wujud ketundukannya kepada Allah Sang Raja Semesta.
(Seperti apakah keadaan akhir hidup kita?)
Kapan Hari Lahirmu dalam Kalender Hijriyah?
Hmmmm, mungkin tak banyak yang bertanya seperti itu. Penyebabnya tak lain karena kita telah terlanjur terbiasa dengan sistem penanggalan masehi. Dan sistem kalender islam hanya kita pakai untuk kegiatan keagamaan atau ibadah ritual saja.
Tetapi paling tidak dalam beberapa kesempatan, kita tetap memerlukan perangkat atau cara untuk mengetahui: tanggal berapa dalam kalender hijriyah sebuah peristiwa atau tanggal masehi terjadi. Atau, tidakkah anda penasaran mengapa anda, saudara atau teman anda bernama Fitri atau Ramadhan? Siapa tahu ulang anda memang di bulan Syawal atau Ramadhan…
Untuk itu, silakan cek dan kunjungi layanan dan widget terbaru dari situs Layanan Web Islami Alhabib bertajuk: Pengubah Kalender Hijriyah. Dengan widget ini, yang bisa juga ditampilkan di blog dan situs web lain, pengunjung tinggal memencet tanggal dalam masehi yang diinginkan dan hasil konversi atau pengubahan ke tanggal hijriyah otomatis akan tertampilkan.
Kata Mutiara Islam dari Imam Hasan Al Bashri
Imam Hasan Al Bashri adalah salah seorang ulama terkemuka dari kalangan tabi’in yang banyak berguru kepada para sahabat Rasulullah saw. Beliau lahir di Madinah, tahun 642 Masehi dari ayah bernama Yasar, bekas budak Zaid bin Tsabit dan ibu yang pernah menjadi budak Ummu Salamah, salah satu istri Nabi Muhammad saw. Jadi beliau lahir dalam kalangan keluarga Nabi saw. Bahkan tak jarang Ummu Salamah menyusui bayi Hasan ketika ditinggal oleh ibunya.
Ummu Salamah juga sering membawa Hasan yang masih kanak-kanak ke majelis para Sahabat dan Umar bin Khattab r.a. pernah mendoakannya: “Ya Allah, jadikan ia faham agama dan jadikan orang-orang mencintainya!”
Mutiara Hikmah dari Imam Hasan Al Bashri
Kata mutiara 1
“Wahai anak Adam! Kalian tidak lain hanyalah kumpulan hari, setiap satu hari berlalu maka sebagian dari diri kalian pun ikut pergi.”
Kata mutiara 2
“Diantara tanda berpalingnya Allah Subhanahu Wata’ala dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
Kata mutiara 3
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang merenung sejenak sebelum melakukan suatu amalan. Jika niatnya adalah karena Allah, maka ia melakukannya. Tapi jika niatnya bukan karena Allah maka ia mengurungkannya.”
Kata mutiara 4
“Tidaklah datang suatu hari dari hari-hari di dunia ini melainkan ia berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah hari yang baru, dan sesungguhnya aku akan menjadi saksi (di hadapan Allah) atas apa-apa yang kalian lakukan padaku. Apabila matahari telah terbenam, maka aku akan pergi meninggalkan kalian dan takkan pernah kembali lagi hingga hari kiamat.”
Kata mutiara 5
“Janganlah Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan Anda atau tidak.”
Kata mutiara 6
“Jangan pula Anda merasa aman dari bahaya dosa-dosa yang Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah mengampuni dosa-dosa Anda tersebut atau tidak.”
Kata mutiara 7
“Saya belum menemukan dalam ibadah, sesuatu yang lebih sulit dari pada shalat di tengah malam.”
Kata mutiara 8
“Seorang mukmin hidup di dunia bagaikan seorang tawanan yang sedang berusaha membebaskan dirinya dari penawanan dan ia tidak akan merasa aman kecuali apabila ia telah berjumpa dengan Allah Subhanahu wata’ala.“
Kata mutiara 9
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kematian, sakit dan sehat (bagi setiap hamba-Nya). Barang siapa mendustakan takdir maka sesungguhnya ia telah mendustakan al-Qur’an. Dan barang siapa mendustakan al-Qur’an, maka sesungguhnya ia telah mendustakan Allah.”
Kata mutiara 10
“Wahai anak Adam, juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu untung di keduanya, dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan rugi di keduanya. Singgah di dunia ini sebentar, sedangkan tinggal di akhirat sana sangatlah panjang.”
Seorang pemuda mendatangi al-Hasan al-Bashri dan mengadukan masalah yang sedang ia hadapi kepadanya. Pemuda tersebut berkata, “Saya telah berusaha untuk bisa menjaga shalat malam, akan tetapi sampai saat ini saya masih belum mampu untuk melaksanakannya.” Al-Hasan al-Bashri menjawab, “Dosa-dosamu telah menghalangimu untuk melakukannya.”
Demikianlah, beberapa kalimat penuh hikmah, mutiara islam, dari salah seorang ulama salaf yang patut kita teladani. Semoga bermanfaat.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)